Balada Subuh

Angin semilir masuk dari jendela kamar membawa pesan damai, perlahan menelusup ke lubang telinga kemudian sampai pada syaraf otak dan tak lama setelah itu terbesit irama “Mari kita dirikan shalat”, irama itu menari diantara alam sadar dan ketidaksadaran, perlahan mata terbuka sedikit dengan sangat berat.

Seruan itu benar-benar memecah keheningan pagi yang masih sunyi, detak jam dinding seakan tak mau kalah untuk ikut bersenandung, tak lama kemudian terdengar suara digital dengan nada rendah yang perlahan meninggi membuat mata sedikit terbuka lagi.Tanpa sadar syaraf otak memerintah untuk menggerakkan tangan menyentuh asal suara itu dan menekan tombol “snoze”.

Zzzz…hening lagi, suara seruan itu sudah berhenti….alarm pun sudah tidak berbunyi, begitu pula suara detak jam dinding mulai berlari menghilang. Sentuhan angin dari baling-baling kipas  menyapu pergelangan tangan membuat pagi dikamar itu semakin nyaman, selimut seakan tak mau ditinggalkan, begitu pula bantal dan guling yang erat memeluk tubuh. Mata perlahan menutup lagi seakan dipangkuan bidadari dibawa terbang melayang lagi.

Antara sadar dan ketidaksadaran, Tuhan berbisik lirih diujung daun telinga… “hei, bangunlah dan sembahlah Aku, cepat bangun dan bergegaslah ke masjid!”. Dalam segala pembenaran yang tidak ada benarnya, alam bawah sadar menjawab “Sebentar Tuhan, sebentar saja saya pasti bangun dan ke masjid untuk menyembahMu”.

Wuuuuuu, dilangit-langit kamar yang agak gelap muncul suara “hei manusia, pejamkan matamu dulu sejenak, nanti saya bangunkan lagi, sebentar saja pejamkam matamu dulu, nanti pasti saya bangunkan”. Kemudian selimut semakin menutup tubuh dengan hangat seakan dibuai rasa nyaman yang luar biasa. Tidak lain suara tersebut adalah datang dari setan yang membuat mata kembali menutup dan terbuai di keindahan yang sungguh palsu.

Tak tahu apa yang terjadi setelah itu, terakhir kulihat setan itu tertawa direlung mimpi merayakan kemenangan, kemenangan atas manusia yang bodoh dibuai kesesatan untuk meninggalkan Tuhan.

Hah????
Sinar matahari dengan tegas lurus menyentuh kening melalui sela-sela kaca jendela, jemari mengucek mata yang masih terasa berat, kelopak terbelalak melihat cahaya kekuningan itu. Setan!!!! ternyata sudah jam 7 pagi….lewatlah waktu subuh itu. hah, Setan benar-benar berhasil mengelabuhinya hari ini! Emang dasar setan!! Suara gerutu itu terucap dengan penuh kebencian, kebencian akan kebodohannya, kebencian akan setan. “hahahaha”, setan kembali tertawa lalu pergi menjauh dan menghilang.

Tertunduk lesu, kemudian berjalan mengambil air wudlu…entah diterima atau tidak manusia itu tetap mendirikan shalat dan berucap “Maaf Tuhan”.

Leave a comment